Kairi’s Story

19 Juli 2017

Apa yang tertulis pada tabel jadwal hari ini? Begitu gumamku pagi ini, dan seperti pagi biasanya di Northern Lights. Di sebelah kiri tertulis “Manual wawancara kerja”. Kira-kira apa maksudnya ya? Apakah aku diminta membuat manual atau melakukan sesuatu terhadap manual tersebut?

Seperti biasa setelah chourei beserta Indonesia-go Corner di dalamnya, tantousha memintaku melakukan sesuatu. Di sela-sela kesibukannya mengetik, ia berkata bahwa mulai hari ini aku akan membuat manual tentang wawancara kerja di Jepang. Saat aku bertanya formatnya, katanya harus dibuat dalam bentuk file Power Point dengan konten berbahasa Jepang dan Indonesia.

Harusnya aku tidak terlalu kaget dengan pekerjaan itu. Agenda bertajuk “manual” itu sudah tertulis di jadwal. Namun aku tetap merasa bingung. Bayangkan saja, kemampuan menulisku dalam bahasa Jepang sampai saat ini hanya diasah melalui laporan harian yang polanya sama dan terbilang sederhana. Untuk yang selain itu dan yang lebih kompleks sama sekali belum pernah. 

Tak biasanya aku merenung di depan komputer, ragu-ragu mengetik poin-poin untuk manual. Lebih tepatnya aku tak berani. Aku takut salah mengaplikasikan kosakata dalam suatu kalimat, apalagi untuk istilah-istilah khusus. Sekarang tantangannya adalah merangkai kosakata menjadi kalimat, merangkai kalimat menjadi paragraf, hingga akhirnya menjadi sebuah manual. Sebuah manual berupa buku berisi bahasan yang cukup banyak dan mendalam, tapi tak sedalam skripsi tentunya. 

Langkah pertama kumulai dengan browsing berbagai informasi umum tentang wawancara kerja. Manual ini katanya harus membahas tentang perbandingan antara wawancara di Indonesia dan Jepang. Selain browsing, untuk rancangan kasar manual itu aku sedikit melihat dari yang pernah dibuat oleh peserta magang sebelumnya. Meski yang kulihat itu sangat berbeda dengan yang akan kubuat (tentang arubaito di restoran), setidaknya aku terbantu saat menyusun kontennya.

Berikut adalah konten dari manual yang kubuat :

Isinya sudah cukup lengkap, begitu kata kachou dan tantousha. Syukurlah, berarti aku tinggal mencari referensi dari internet. Selama beberapa hari, aku menjajal berbagai blog dan website tentang shuushoku katsudo (kegiatan melamar pekerjaan) yang berbahasa Jepang. Agak pusing memang, apalagi aku mencarinya saat lewat jam makan siang, terbayang betapa berat rasa kantuk yang kurasakan. Untuk info wawancara di Jepang cukup mudah mencarinya. Info yang sulit dicari itu tentang perbandingan dengan wawancara di Indonesia. Mau tidak mau aku lebih banyak mengandalkan informasi umum yang kutahu tentang hal tersebut.

Oleh tantousha, aku diberi tahu tujuan membuat manual yang detail ini. Menurutnya, manual ini ditujukan untuk orang Indonesia terutama para siswa di tempat belajar bahasa Jepang. Siapa tahu di antara mereka ada yang sedang mencari info tentang wawancara kerja di Jepang. Kalau ada kesempatan, mungkin aku bisa mengajarkan mereka menggunakan manual itu. 

Ada beberapa kesulitan yang kurasakan selama membuat manual, seperti saat meringkas materi dan menulis tentang perbandingan. Selain itu, terkadang ada kesulitan ketika menerjemahkan opiniku ke dalam bahasa Jepang. Untunglah semua itu berhasil diatasi melalui beberapa kali revisi. Saat itu aku tak menyangka akan ada salah satu orang Indonesia di Northern Lights Osaka yang membantuku merevisinya melalui email dan telepon.

Pada akhirnya, manual benar-benar rampung pada tanggal 24 Juli. Untuk melihat manualnya bisa cek di sini. Semoga informasinya berguna.

13 Agustus 2017

H+1 hari spesial seseorang dan H-4 hari spesial Indonesia

Pukul 9 tadi, seperti biasa aku membuka Instagram untuk mengecek berbagai update dan pemberitahuan. Sebagai selingan, aku pun melihat story milik teman-teman di sana. Sesekali aku tersenyum melihat momen yang mereka abadikan selama beberapa detik itu. Hingga aku sampai pada story milik seseorang.

Oh ya, aku ingat kemarin siang sebelum aku mengajar murid level beginner, story miliknya sudah kubuka. Di sana ia sedikit curhat karena tak ada satupun yang menyadari hari spesialnya. Ya, setiap tahun tepatnya pada tanggal 12 Agustus adalah hari di mana usianya bertambah setahun. Dan tentu saja aku tahu apa yang sebenarnya dia inginkan, yakni ucapan.

Aku tersenyum simpul. Saat itu aku belum sempat memberi semacam kejutan kepadanya karena masih di tempat mengajar. Namun di sela-sela kesibukan mengajar, aku sedikit kilas balik pada momen ketika aku pertama kali mengenalnya.

Cerita kami dimulai sejak 9 tahun lalu, tepatnya ketika kami duduk di kelas yang sama di Sekolah Menengah Pertama. Aku tak ingat bagaimana awal mula kami menjadi sering mengobrol hingga bertukar nomor ponsel. Ah, aku jadi terkenang saat melakukan interaksi dengannya melalui SMS. Kalau tidak salah dulu kami sering mengobrol soal pop culture Jepang, entah itu anime atau lagu Jepang.

"Mba Citra, udah coba bikin Facebook belum？"

Satu hal yang aku tahu dari dia adalah, dia satu-satunya orang yang memanggilku dengan sebutan "Mba". Hingga kini pun aku masih belum tahu penyebab kemunculan panggilan itu.

Oh, ya, dari percakapan kecil tersebut, aku pun mengerti bahwa kawanku yang satu ini selain sangat supel, juga tak pernah ketinggalan update. Pada tahun di mana kami beralih menjadi anak remaja, popularitas Facebook memang sedang tinggi-tingginya. Banyak sekali anak remaja yang membuat akun di sana termasuk aku. Kelihatannya ia sudah tahu banyak tentang Facebook dan aku menjadi lebih sering diajak dia mengobrol tentang media sosial tersebut.

Singkat cerita, kami berhasil melewatkan masa-masa putih biru dengan hal-hal menyenangkan. Aku dan dia pun berpisah untuk melanjutkan ke SMA yang berbeda. Intensitas komunikasi kami semakin menurun karena kesibukan tugas maupun kegiatan sekolah yang menyita waktu. Kami hanya berkirim pesan melalui Facebook dan Twitter pada beberapa kali kesempatan saja.

Tahun 2015, ketika aku sedang dalam puncak-puncaknya menggandrungi festival kebudayaan Jepang, kawanku itu tiba-tiba menghubungi melalui media sosial.

"Mba Citra, mau dateng ke event Hotaru yang di ITB ngga？"

Ah, informasi baru mengenai dia. Ternyata ia menyukai event festival Jepang juga. Kukira ia hanya menyukai anime dan lagu Jepang saja. Lantas kujawab bahwa aku pun ingin ke sana. Sehari sebelum kami ke sana pun ia memintaku untuk membawa camera digital, powerbank, dan ponsel dengan baterai yang penuh. Aku tersenyum, ternyata ia masihlah menjadi penggemar dan pakar gadget sejak dulu.

Saat di event, kami bersama-sama mencari momen terbaik untuk berfoto. Baik bersama cosplay maupun orang Jepang yang tak sengaja kami temui. Tak hanya foto, kami juga menikmati berbagai penampilan band yang membawakan lagu Jepang. Sejak itulah kami menjadi sering bertemu untuk ke event bersama-sama.

Dan sekarang aku, sebagai kawan yang selalu curhat maupun dicurhati, yang selalu bersedia pergi ke event meski lebih banyak tidak bisa perginya, yang selalu bersedia mendengar cerita tentang gadget, social media, dan hal kekinian lainnya, merasa wajib untuk mengucapkan sepatah kata yang dibutuhkan seorang anak muda ketika bertemu hari spesialnya.

Baiklah. せーの

お誕生日おめでとうございます🎉🎂🎁🎉🎈. Di usiamu yang semakin dewasa. susunlah resolusi baru dalam hidupmu. Tetapi aku berharap agar kamu senantiasa menghadapi dunia dan segala rintangannya dengan semangat dan senyuman seperti halnya anak yang baru beranjak remaja. Seperti halnya kita saat bertemu di SMP dulu.

Dari aku, yang sengaja berpura-pura lupa tentang hari spesial sahabatnya.

Oh ya, ini ada sedikit karya iseng dariku untuk sahabat bernama Billy Amrulloh ini :