Finding The Lost Treasures (Third Day of #7DaysKF)

4:59 AM


Third Day : Finding The Lost Treasures
Selected!

Aku bagaikan seorang bajak laut yang berpetualang menyusuri setiap lautan menuju ke sebuah pulau harta karun. Pulau yang namanya selalu berkumandang dalam sadar maupun alam bawah sadarku. Pulau yang bayangannya selalu muncul dalam setiap mimpi indahku. Dengan segenap usaha dan kerja kerasku sebagai bajak laut, aku berhasil mendapat peta menuju pulau impian itu. Dan dengan segenap rasa percaya diri kubawa dan kudekap peta itu ke manapun. Namun sayangnya, badai besar pun datang hingga peta itu terbang dan menghilang di balik ganasnya lautan. Tenggelam dalam kegelapan, sekaligus menenggelamkan impianku untuk ke pulau harta karun.

Kurang lebih begitulah rasanya kehilangan bagiku. Aku memang pernah kehilangan jalan menuju impian itu yang tak lain akibat kecerobohanku. Kecerobohanku membiarkan waktu terbuang hingga jalan itu lolos dari genggaman. Kebodohan diri sendiri yang membuat semangatku turun drastis. Aku merasa timpang saat menjalani hari-hari, seperti kehilangan salah satu bagian tubuh.

Meski banyak orang menghiburku dengan berkata bahwa di kesempatan selanjutnya masih bisa kukejar, tetap saja rasanya berbeda. Dan lagi, aku ragu apakah di kesempatan selanjutnya hatiku masih berpihak pada impian itu? Bagaimana jika tidak? Bagaimana jika aku sudah tidak mau lagi mengarungi jalan menuju “pulau harta karun” itu?

Lalu apa yang kulakukan setelah kehilangan itu? Hatiku yang masih terluka dan merintih kesakitan itu berusaha bangkit meski terasa sakit. Apalagi ketika menyadari orang-orang di sekitarku berhasil meraih “peta pulau harta karun” itu, dan ketika banyak orang mempertanyakan kenapa aku tak ikut berusaha meraihnya. Sesekali aku terpaku di tempat dan merasakan kembali sakit itu. Meskipun begitu, aku tetap berusaha untuk melangkah maju. Pelan tapi pasti.

Langkah demi langkah kususuri perlahan, sembari menyembunyikan eksistensi diri dari “para penggenggam peta”. Saat itu aku memutuskan mencari peta lain yang juga menuju “pulau harta karun”. Ya, aku mencari jalanku sendiri. Sulit memang, tapi aku takkan puas bila belum mencoba jalan yang satu ini. Di tengah perjalanan, ternyata banyak juga “bajak laut” lain yang melewati jalan ini. Aku pun berusaha membaur dengan mereka, walau untuk sementara.

Lama kelamaan perjalanan terasa cukup berbahaya, apalagi pada akhirnya aku hanya berjuang bersama sisa dari para “bajak laut”. Selama perjalanan tak hanya secara fisik, batinku pun ikut berperang. Berperang melawan ketakutan, berperang melawan luka yang muncul saat merasa kehilangan “peta” itu. Perang yang jujur saja lebih sulit daripada beradu tembakan atau bilah pedang.

Sedikit demi sedikit, gangguan secara fisik maupun batin telah tertumpas, hingga tak terasa perjalanan pencarian “peta” itu tinggal sedikit lagi. Ya, sedikit lagi! Namun kini di depan mataku membentang sebuah jembatan kayu lapuk di atas jurang yang sangat dalam. Dengan keadaan seperti itu, aku tak yakin seluruh “pejuang” akan bersama-sama melewati jalan berbahaya itu. Kini, tak ada cara lain selain melakukan “seleksi”.

Aku kembali turun dalam peperangan. Aku kembali berjuang demi menjadi salah satu yang akan melewati jembatan lapuk itu. Aku berjuang demi mengganti waktu dan kesempatan yang telah terbuang sia-sia itu. Beberapa telah gugur, hingga menelurkan beberapa “pejuang” calon pelintas jembatan. Yang salah satunya adalah aku.

Pada akhirnya, aku bersama “bajak laut” lain berhasil menemukan peta itu bersama-sama. Hingga kami memutuskan akan pergi ke sana bersama-sama, saling berangkulan dalam perjalanan yang cukup panjang. Dan aku telah bersumpah tak akan lengah membiarkan kesempatan itu terbuang lagi, agar rasa sakit yang luar biasa itu tak akan terasa lagi. Aku tak akan membiarkan “peta” dalam genggamanku ini ditelan ganasnya lautan untuk kedua kalinya. Dan aku merasa, belum sampai ke “pulau harta karun” pun, aku telah menemukan “peta” ini yang tak lain adalah “harta karun yang sempat hilang”.
.
.
Yah, begitulah sakitnya kehilangan bagiku, apalagi kehilangan hal besar. Sayangnya aku tak bisa menjelaskan hal besar apa yang pernah lepas dari genggamanku itu. Akan terlalu sakit bagiku untuk membahasnya kembali. Jadi aku sengaja hanya memakai cerita bajak laut sebagai perumpamaan yang cukup dekat.
.
.
#7DaysKF

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook

Flickr Images