Who's Kairi? (First Day of #7DaysKF)

2:03 AM


Yosh, setelah sekian lama tidak menulis, itu tandanya aku harus mengaktivasi “writer mode” terlebih dulu.

Writer mode : Activation
Activated!
Please select your writing menu :
First Day : Who's Kairi?
Second Day : Lima Serangkai 
Third Day : Finding The Lost Treasures
Fourth Day : Yaranai Hazu no Koto (The Thing’s I Shouldn’t Do) 
Fifth Day : Kako ni iru watashi e (Untuk aku di masa lalu)
Sixth Day : Mittsu no Riyuu (The Three Reasons) 
Seventh Day : Mirai ni iru watashi e (Untuk aku di masa depan)
.
.
First Day : Who's Kairi? Selected!

Baiklah, pertama aku akan menentukan terlebih dahulu sudut pandang apa yang akan kupakai. Bicara tentang perkenalan diri, orang-orang biasanya akan mengambil sudut pandang dari diri mereka. Tak peduli bila ada sudut pandang dari luar yang menentang, toh mereka yang lebih tahu mengenai apa yang bergejolak dalam diri. Tapi sepertinya akan lebih bijak bila di sini aku menambahkan pandangan orang lain mengenai diriku. Jadi, di sini aku akan berperan sebagai orang lain yang sedang melihat diriku.

Kairi, nama yang unik sekaligus cukup aneh di telinga kebanyakan orang Indonesia. Mungkin sudah tak aneh bila sampai di telinga orang Jepang. Kenapa tiba-tiba membahas orang Jepang? Karena orang Indonesia yang sengaja menamai dirinya Kairi itu memang sangat menyukai budaya Jepang. Ia bahkan membuktikan minatnya dengan berjuang mati-matian demi masuk sastra Jepang salah satu universitas negeri di Bandung.

Perempuan yang baru betah berhijab sejak menjadi mahasiswi itu—yang padahal sempat merengek ingin mengekspos diri dengan poni model strawberrynya— bulan September tahun ini akan menginjak usia ke-21. Ya, ia sudah lewat satu tahun dari fase da real adulthood, dan telah menjadi seorang perempuan sejuta mimpi. Salah satu mimpi yang paling sering dikumandangkannya adalah menginjakkan kaki di Negeri Sakura, yang akan segera tercapai di bulan Juli nanti. Terbayanglah betapa bahagianya ia.

Banyak orang, terutama di lingkungan kampusnya beranggapan bahwa Kairi sangat ambisius. Ambisius? Sayang sekali kata itu tak cocok disandangkan dengan pembawaannya. Ia berhasil meraih beberapa mimpinya bukan karena ambisius, tapi karena ia suka melakukan apapun yang ada di lingkup minatnya. Ia totalitas mengikuti berbagai perlombaan berbau bahasa Jepang karena ia menyukainya, sesuatu yang tak pernah dilakukan saat masih menjadi siswa SMK jurusan analisis kimia. Tapi dengan sebagian image dan prestasi yang terekspos, sepertinya orang-orang akan tetap menyebutnya ambisius.

Bicara soal image-nya sebagai peserta berbagai lomba, suatu hari ia pernah berbincang-bincang dengan salah satu teman dari universitas lain tentang pengalaman saat mengikuti lomba kanji dan pidato bahasa Jepang. Temannya itu mengaku kaget dan sedikit tak percaya saat Kairi yang berpembawaan santai dan sering tertawa bisa memenangi kedua cabang lomba itu. Dan Kairi pun hanya bisa tertawa sambil bertanya, “Memangnya pembawaanku harus seperti apa?”

Perempuan yang kini sedang merintis jalan untuk menjadi penulis itu kerap menemukan inspirasi saat mendengarkan musik. Tak hanya untuk proyek menulis, musik juga telah menjadi pelumas semangat untuk Kairi saat mengerjakan tugas atau belajar. Biasanya ia membiarkan kompilasi 1707 lagu di laptop-nya mengalir melalui headset, bila ada lagu yang cukup mengganggu mood barulah ia menekan tombol skip ke lagu selanjutnya. Bahkan ia masih bisa belajar kanji meski sambil mendengarkan lagu metal dan punk.

Lalu apa kekurangan dari Kairi itu? Ia sangat sulit membaca karakter seseorang bila belum terlalu dikenalnya, tapi ia akan otomatis menjauh bila atmosfer orang itu membuat suasana hatinya memburuk. Suatu pertahanan diri yang sering ia lakukan saat di SMK. Hal itulah yang membuat ia tak “salah gaul” dan tetap di dekat orang-orang yang sepemikiran, bahkan hingga sekarang. Tak hanya itu, Kairi juga cepat merasa bosan bila terus dijejali sesuatu yang sama, makanya ia hobi mencari hal baru, komunitas baru, dan tempat baru untuk menyegarkan kembali moodnya.

Mungkin sudah cukup cerita tentang Kairi kali ini. Sudah, biarkan saja ia duduk bersama laptop dan musik di sudut kasur paling nyaman, sedang mengetikkan sesuatu dengan cukup serius. Dalam benaknya, mungkin ia sambil berpikir akan mengenakan baju seperti apa untuk kuliah di hari esok dan untuk buka puasa bersama teman di salah satu restoran. Dan bila belum terpikirkan, sebentar lagi ia pasti akan mengecek LINE TODAY bagian Fashion atau Instagram dengan tagar #hijabfashion2017.
.
.
#7DaysKF

You Might Also Like

2 comments

  1. Waah ternyata baru berhijab ya mbak, semoga istiqomah! Tulisannya bagus mba, rapii (^O^)// blognya keliatan banget nih penyuka korea yaa..

    ReplyDelete
  2. semangat...ambisius kadang memang perLu kak, setidaknya kita punya tujuan hidup dan Lebih giat untuk berusaha mewujudkan ambisi itu.. sama kayak mimpi bukan?

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Flickr Images