Pengalaman Kinmu (勤務の体験)

8:54 PM

Tsunagaru Inc. (ツナガル株式会社)

18 Juli 2017

Biasanya setiap pagi setelah chourei, aku selalu mengecek kegiatan apa yang akan dilakukan pada tabel jadwal. Atau biasanya kutanyakan langsung pada tantousha. Tapi khusus untuk hari ini, aku tak melakukan keduanya. Penyebabnya ada dua. Pertama, tantousha-ku akan datang ke kantor pada sore hari karena ada suatu urusan. Kedua, sejak minggu kemarin aku sudah diingatkan olehnya tentang kinmu pada hari ini.

Baiklah, pertama kujelaskan dulu apa itu kinmu.

Jadi, kinmu (勤務) itu arti harfiahnya adalah tugas dan bekerja. Namun, secara luas kinmu adalah bertugas sementara di perusahaan lain. Ya, pada hari ini aku ditugaskan ke perusahaan bernama Tsunagaru, entah untuk apa. Sekedar info, Tsunagaru itu perusahaan yang mengerjakan desain mulai dari iklan, poster, hingga website. Mereka pun tak jarang membuat iklan dan artikel pariwisata Jepang yang sasarannya khusus untuk orang-orang luar negeri. Dan tentu saja karena kinmu aku harus mengenakan setelan jas, seperti saat mensetsukai.
Website Tsunagaru Inc. (Desainnya benar2 unik dan kreatif)

Pada pukul 10 pagi aku langsung berangkat dari kantor ke Stasiun Jinbocho. Aku diminta untuk pergi ke Stasiun Ueno oleh kachou (kepala bagian) yang bertolak dari kantor pusat di Osaka. Jadi hari ini aku akan kinmu ditemani oleh kachou yang belum pernah kutemui sebelumnya. Kami terus berkomunikasi melalui Facebook hingga akhirnya bertemu di dekat kaisatsuguchi (pintu tiket) utama. Di sinilah kemandirian dan jiwa survive-ku diuji, mau tidak mau aku harus bepergian dan berkomunikasi sebaik mungkin tanpa didampingi oleh tantousha.

Sekitar pukul 11, kami berjalan kaki sekitar 10 menit dari stasiun. Setelah menyeberangi jalan raya dan masuk ke jalan yang lebih kecil, tibalah di sebuah gedung yang tak terlalu luas. Perusahaan yang dituju ternyata ada di lantai 4. Lalu kami disambut oleh seorang pria yang merupakan executive producer (EP) Tsunagaru.

Aku dan kachou dipersilakan duduk di ruang tamu. Sambil menyimak obrolan akrab antara kachou dan EP yang berusia tiga puluhan itu, sesekali aku melihat suasana kantor. Ruangan itu hanya terdiri dari ruang tamu dan ruang kerja berisi 10 meja yang berderet membentuk letter U, sedangkan toilet dan gudang dipisahkan oleh koridor sempit. Uniknya, di beberapa sudut terdapat action figures beserta beberapa poster karakter Marvel. Rasanya ini benar-benar di luar ekspektasiku tentang perusahaan Jepang yang serba formal. Perusahaan ini seperti basecamp komunitas gamers atau hobi semacamnya. Apalagi ketika melihat para staf yang pembawaaannya sangat santai.

Oleh bapak EP, aku mulai dijelaskan beberapa hal yang harus kukerjakan selama kinmu. Sebagai pendahuluan, melalui layar PC yang lebar ia memperlihatkan website salah satu blogger Indonesia yang sedang diajak kerja sama. Jadi, aku harus mencari 20 influencers asal Indonesia yang terdiri dari 10 orang bloggers dan 10 orang youtubers yang membahas travel dan lifestyle. Tujuannya? Tentu saja untuk kepentingan kerja sama. Tak hanya itu, aku juga harus membuat semacam esai singkat mengenai hal apa yang menjadi daya tarik bagi orang Indonesia ketika berwisata di Jepang.

EP mempersilakanku menempati salah satu meja kerja. Sebelum mulai bekerja di depan komputer, aku diperkenalkan pada beberapa staf. Ada yang berasal dari Amerika dan China. Mereka kelihatannya sedang mengerjakan sesuatu yang sama denganku. Walau aku yakin mereka bisa berbahasa Jepang, tapi aku memilih untuk bicara dalam bahasa Inggris saat menanyakan beberapa hal tentang pekerjaan. Sementara aku bekerja, kachou dan EP pergi karena ada urusan di perusahaan lain.

Aku berusaha menyelesaikan pekerjaan berbekal Google dan pengetahuanku yang sangat terbatas, terutama tentang blogger dan youtuber. Karena dipersempit pada kategori travel dan lifestyle, aku hanya mencari mereka yang pernah ke Jepang atau memiliki suatu kaitan dengan budaya Jepang dan memiliki cukup banyak followers. Untuk esai singkat, aku lebih banyak membaca artikel pariwisata dan mengingat obrolan-obrolan yang pernah kulakukan dengan senior tentang wisata di Jepang. Intinya, orang Indonesia tertarik pada hal-hal langka seperti salju, momiji, sakura, dan matsuri.

Pada intinya, pekerjaanku berjalan lancar ditambah lagi staf yang sangat ramah kepadaku. Sebenarnya, tantousha memintaku untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada pukul 4 sore. Tetapi karena saat mengumpulkan informasi tentang influencers Indonesia membutuhkan proses yang cukup lama, aku baru bisa menyelesaikannya pukul 5 sore. Alhasil aku tiba di tempat magang setengah jam kemudian. Meski telat sejam lebih dari yang dijadwalkan, untung tak menjadi masalah yang besar. Baik kachou maupun tantousha malah khawatir terjadi sesuatu padaku di perjalanan.

Lalu apa yang kudapat dari kinmu hari ini? Terinspirasi dari dua pekerjaan tadi, aku mulai sadar bahwa perusahaan tertentu ada kemungkinan untuk mengajak kerja sama para freelancer. Jadi berbahagialah para freelancer, apalagi kalau yang mengajak kerja sama itu perusahaan mancanegara. Jadi, zaman sekarang seharusnya sudah tak ada orang yang meremehkan potensi mereka. Selain itu, untuk mengembangkan sayap bisnis secara internasional, penting juga untuk mengenal budaya dan potensi yang dimiliki negara sasaran. Dan semoga ini menginspirasi para pengusaha Indonesia.

You Might Also Like

1 comments

  1. Mantab sekali, sangat inspiratif!...

    Salam blogger, boleh nih kunjung ke blog saya hehe...

    http://www.ngobrolstatistik.com/?m=0

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Flickr Images